Translate

Rabu, 14 Desember 2011

USAHA KECIL : Mencegah Tindak Kejahatan

Memulai Usaha Kecil Mandiri memang banyak tantangannya, yang terkadang tidak disadari telah terjadi tindak kejahatan yang menimpa bisnis usaha kecil anda. Dalam operasional harian usaha kecil mandiri, banyak celah yang dapat diterobos oleh pelaku kejahatan. Biasanya justru dilakukan oleh orang-orang terdekatnya sendiri. Darimana saja celah atau peluang tindak kejahatan tersebut bisa muncul?

Tindak Kejahatan oleh Karyawan
Banyak kehancuran usaha kecil terjadi karena banyaknya kebocoran dan pencurian dari dalam. Dua faktor agaknya menjadi penyebab utama yakni faktor penarik: lemahnya sistem dan pengawasan manajemen, dan faktor pendorong: rapuhnya motivasi berprestasi dan akhlak para karyawan. Yang menjadi obyek kejahatan bisa berupa uang, barang dagangan, atau properti perusahaan.    
Kejahatan pengutilan uang dilakuan secara tak mencolok, teratur, berkelanjutan.  Umumnya melibatkan persengkokolan antar beberapa pihak, misalnya di sebuah rumah makan antara kasir, pelayan dan bagian dapur/ koki.  Dengan bersama-sama menghilangkan jejak beberapa bon maka seolah-olah penjualan tak pernah ada, sementara kelebihan uang di kasir pada saat penutupan akan dinikmati bersama.  Tanpa pengawasan yang ketat dan regular, kejahatan semacam ini bakal ketahuan tetapi setelah menimbulkan kerugian besar.  Pembobolan besar pun dapat dilakukan oleh karyawan kunci yang dipercaya tetapi ternyata berkhianat.  Ia bisa bekerja sendiri atau bersengkongkol tetapi karena ia paham tentang seluk beluk perusahaan dampak yang ditimbulkannya sangat dahsayat. 
Rekan penulis pengusaha warnet di sebuah mal yang tak melakukan kontrol selama tiga bulan, harus menemui fakta bahwa sewa ke mall tidak dibayarkan selama tiga bulan, sementara sisa hasil usaha yang harusnya bisa dinikmati telah dibawa kabur oleh pengelolanya. 
Pencurian barang, berupa barang dagangan atau bahan mentah merupakan celah yang sering dimanfaatkan oleh karyawan jahat.  Di sebuah jaringan resto cepat saji, setiap pagi karyawan bagian pengadaan sengaja menyisihkan daging dari supplier satu bungkus (mungkin sekitar satu kilogram) dan menyembunyikan dalam tong sampah, sebelum masuk ke dapur resto.  Bayangkan kalau harga satu kilogram daging sekitar Rp 50.000, berapa yang ia peroleh selama sebulan?  Demikian pula karyawan bagian pembelanjaan yang tak jujur mungkin melaporkan harga sayur mayur (bawang, tomat, bayam, kentang, dsb) tetap saja tinggi walaupun selama beberapa hari harga-harga tersebut turun kira-kira Rp 1000/kg.   Harap diingat..sayuran merupakan komoditas yang harganya berfluktuasi. 
Demikian pula lazim kita ketahui adanya barang-barang cetakan dan property perusahaan. Pengambilan dan pemanfaatan property perusahaan untuk keperluan pribadi atau mencari rezeki tambahan merupakan praktek yang sering dijumpai.  Penulis menjumpai banyak karyawan disain grafis yang menggunakan fasilitas kantor (computer, scanner, printer, mesin cetak, tinta cetak, dll) untuk mengerjakan bisnis pribadinya, yang menyedihkan sering kali bisnis itu harusnya menjadi hak kantornya.  
Demikian juga kendaraan kantor yang sering digunakan untuk keperluan pribadi bahkan sampai bensin pun diklaim seolah-olah untuk keperluan kantor.  Dari hal-hal kecil seperti peralatan dan perlengkapan perlu ditanamkan bahwa itu adalah milik perusahaan,  bayangkan untuk keperluan pribadi dan rumah tangga hampir semua karyawan mengambilnya dari kantor.  Mulai dari kertas, ballpoint, pensil sampai staples.

Tindak Kejahatan dan Pencurian  oleh Konsumen
Praktek kejahatan oleh konsumen dengan menggunakan uang palsu atau kartu kredit semakin marak akhir-akhir ini.  Sekitar tahun 2000-an akibat beredarnya banyak uang palsu-yang sampai sekarang tak jelas siapa dalangnya-hampir semua toko apalagi bank melengkapi dirinya dengan alat penguji keaslian uang.  Demikian pula kejahatan dengan kartu kredit semakin bikin pusing aparat kepolisian.  Kartu kredit bermasalah itu dapat berupa kartu kredit palsu, curian atau kosong. 
Konsumen pun bisa melakukan pencurian dengan memanfaatkan kelengahan pelayan atau penjaga toko dengan ngeloyor keluar tanpa membayar, atau menyembunyikan barang di balik baju, jaket atau tas tangan.  Trik konsumen jahat lainnya adalah mengganti label/tag harga sebuah barang dengan tag yang lebih murah sehingga ia beroleh keuntungan yang besar.

Tindak Kejahatan oleh Pemasok
Jangan lengah, pemasok atau karyawannya yang jahat sering mengambil keuntungan dari rutinitas berlangganan.  Karena tiap hari kita telah mendapatkan pasokan bahan-bahan yang sama, orang-orang tertentu justru menggunakannya untuk keuntungan pribadi.  Entah bahan/barang itu diturunkan mutunya secara tak mencolok, atau ia menyerahkan jumlah yang tak sesuai dengan delivery order (DO) dengan mengurangi jumlah atau mengambil kembali barang yang telah diserahkan.
Pebisnis rumah makan sebaiknya mempunyai beberapa supplier yang selalu terjaga relationshipnya, karena sering terjadi salah satu supplier mengurangi mutu daging dengan memberi daging yang berlemak atau yang kurang segar sehingga berdampak pada sajian restonya.  Peringatan saja sering tak cukup, supplier seperti itu harus dihukum dengan tak mengambil barang darinya selama beberapa waktu.   Demikian pula karyawan pemasok yang melakukan pengambilan barang harus segera dilaporkan ke perusahaannya untuk diganti, dan perusahan harus mengganti kerugian yang timbul akibat ulah karyawannya.

Tindak Kejahatan dari Luar
Daerah-daerah tertentu dikenal sebagai daerah rawan karena banyaknya pencurian, perampokan atau premanisme sehingga kita sulit menjalankan bisnis dengan tenang.  Di sebuah daerah di kawasan Ciputat, terdapat wilayah-X yang banyak ditongkrongi para preman yang hobi memalak para sopir angkot dan menjadi “polisi cepek”.  Warung-warung di sekitar situ setiap hari menyediakan uang rokok, kopi dan keamanan kepada mereka.  Itu pun belum cukup, sering para preman itu seenaknya menggunakan toilet warung makan atau makan tanpa bayar.  Di kota-kota besar  rasanya banyak daerah yang mirip dengan kawasan-X Ciputat itu.
Kejahatan akhir-akhir ini juga mengenal spesialisasi.  Ada spesialis bank, komputer, elektronik, mobil, motor, dan ponsel.  Umumnya barang-barang yang disasar para penjahat itu adalah yang mudah dijual dan tentu saja ada jaringan penampungannya yang bisa menadah dan memberi uang kas secara langsung.   Jadi berhati-hatilah apabila usaha Anda mempunyai asset  berupa barang-barang yang mudah dijual itu.   Penjahat pasti mengintai menunggu kesempatan beraksi.  Perampokan dan pencurian tidak saja menyasar ke usaha Anda tetapi juga dapat mengarah ke pelanggan Anda.  Bayangkan pelanggan yang menjadi korban kejahatan di tempat Anda, pasti berpengaruh terhadap citra keamanan dan loyalitas pelanggan.

Dengan berkembangnya teknologi kemanan saat ini telah banyak solusi teknologi yang tersedia.   Sayangnya bagi UMKM banyak solusi itu tak terjangkau sehingga perlu kiat-kiat sederhana untuk mengurangi risiko kejahatan oleh konsumen dan karyawan, a.l.:
(1) Sediakan karyawan untuk mengawasi keluar-masuknya dan gerak-gerik konsumen secara ramah dan tak mencolok.
(2) Kasir sebaiknya melakukan recek terhadap barang-barang yang harganya kurang wajar.
(3) Ikuti semua prosedur keamanan apabila menggunakan sarana teknologi, seperti kartu kredit.
(4) Buat sistem yang saling punya kepentingan sehingga bisa saling mengawasi, bagian pengadaan berkepentingan dengan mutu barang yang tinggi tetapi bagian keuangan berkepentingan dengan penurunan biaya belanja.
(5) Secara berkala buat beberapa pemeriksaan terhadap jalannya operasional usaha (harian, mingguan dan bulanan) sehingga akan segera terdeteksi begitu ada penyimpangan
(6) Tingkatkan motivasi dan rasa memiliki para karyawan dan buat penghargaan atas prestasi yang telah dicapai
(7) Tekankan rasa berdosa, malu dan nista apabila karyawan melakukan kejahatan, kejahatan selain merugikan perusahaan juga menghancurkan masa depan karyawan yang baik.
Sedangkan kiat-kiat sederhana untuk mengatasi kejahatan dari pemasok dan dari luar adalah sbb:
(1) Lakukan pengujian dan pengawasan kinerja pemasok
(2) Usahakan menjaga adanya beberapa pemasok untuk barang yang sama untuk memudahkan pengalihan (switching)
(3) Usahakan hubungan baik dengan lingkungan formal maupun informal, banyak kejahatan lingkungan yang timbul karena rasa kebencian dari lingkungan
(4) Buat langkah-langkah pencegahan dengan menaruh barang-barang berharga di tempat yang sulit dijangkau atau dengan sistem keamanan ganda
(5) Terhadap aksi kejahatan yang tertangkap/terungkap, secara tegas proses menurut hokum yang berlaku sehingga menimbulkan efek jera.

Aksi kajahatan darimana pun ia berasal, ibarat onak di dalam daging.  Membuat usaha menjadi terseok-seok atau bahkan tersungkur karena ulahnya.  Kesadaran bahwa tak ada yang serba malaikat di dunia ini, apalagi di lahan bisnis, membuat kita menyadari risiko yang bakal timbul dan tentu saja seyogyanya terdorong untuk emmbuat persiapn-persiapan yang baik untuk menghalau semua kemungkinan terjadinya kejahatan.  Janganlah ngeri membuat kita putus nyali menjalankan bisnis!

Nah, sudah siapkah anda menjadi pengusaha yang terjun langsung pada operasional harian, agar tindak kejahatan dapat dihilangkan dari bisnis usaha kecil anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar